Minggu, 07 Desember 2014

AHOK VS FPI

Serangan FPI kepada calon Gubernur DKI sepertinya sudah terstruktur, Sistematis dan Masiv. Tidak kurang dari kurun waktu sebelum Pilpres FPI melalu Rizieq Shihab membuat statemen statemen yang menggiring opini masyarakat Mayoritas untuk tidak memilih Jokowi. Tetapi dengan keinginan dari rakyat dan Ridho Allah pada akhirnya Jokowi JK menjadi Presiden dan wakil Presinden ke 7 NKRI yang akan di lantik pada tanggal 20 Oktober tahun ini.

Front Pembela Islam (FPI), berniat untuk melakukan aksi unjuk rasa besar-2an dengan membuat undangan yang berisi maklumat DPD FPI Jakarta yang berisi : DPD FPI DKI Jakarta menolak Ahok menjadi Gubernur DKI Jakarta dan menyerukan agar Kemendagri dan DPRD DKI Jakarta tidak melantik Ahok sebagai gubernur DKI Jakarta. Aksi unjuk rasa ini akan dilakukan didepan Gedung DPRD DKI, pada hari Rabu 24 September 2014, dan massa FPI diminta berkumpul di markas FPI di Petamburan, Jakarta.

Wakil Gubernur DKI Jakarta, Basuki Tjahaya Purnama (Ahok), mengaku santai saja atas ancaman aksi demi FPI ini, karena siapapun boleh melakukan aksi demo asal mendapat izin terlebih dahulu dari pihak kepolisian. Selanjutnya Ahok mengaku sudah terbiasa menghadapi berbagai penolakan dengan alasan suku, agama, ras dan antar golongan (SARA).

Ahok tegaskan secara konstitusi, UU no 32 Tahun 2004 tentang Pemerintahan Daerah, apabila ada Kepala Daerah yang mengundurkan diri dari Jabatannya, maka wakilnya secara otomatis menggantikan posisi Kepala Daerah tersebut.

“Aku juga menolak FPI, kalo mereka mengancam masalah agama atau ras, itu bisa dipidanakan, kami tunggu saja, kalo terbukti soal ras dan agama, kami nggak beri ampun”, ujar Ahok.

Sungguh membanggakan respon Ahok atas ancaman FPI ini, yang tidak segalak biasanya tetapi sangat cool dan tentunya saya percaya rakyat Jakarta akan mendukung apapun langkah yang diambil Ahok untuk mengatasi ulah FPI yang bak preman jalanan ini.
Dengan adanya serangan bertubi tubi dari FPI agar dengan slogan TOLAK AHOK HARGA MATI itu sama saja memupuskan mimpi dan keinginan warga kecil yang mempunyai cita cita pergi ke tanah suci sebagai salah satu rukun Islam bagi pemeluknya. Tidak hanya itu, kalaupun Ahok tidak menjadi gubernur bahkan di angkat menjadi Menteri Dalam Negeri oleh Jokowi, apakah program tersebut bisa di teruskan oleh FPI?
Rakyat Indonesia terutama warga DKI Jakarta sudah tau dan paham betul bahwa FPI hanyalah kelompok yang mengusung usung Agama Mayoritas dalam mendapatkan keuntungan bagi kelompok minoritasnya saja. Selama ini apa yang dilakukan oleh FPI hanya mengubrak abrik Cafe cafe kecil di Jakarta dengan membawa berbagai macam pentungan, tidak lebih dari itu. Yang jelas, saya sebagai salah satu umat mayoritas melihat dan mengamati FPI sebagai kelompok yang ketakutan dalam kemayoritasannya di NKRI.


Tidak ada komentar:

Posting Komentar