Tekonologi dalam Pencarian Black Box

Tekonologi dalam Pencarian Black Box

teknologi yang dimiliki atau yang digunakan dalam mencari keberadaan black box. Pencarian black box pesawat terbang yang mengalami kecelakaan dapat dilakukan menggunakan pesawat terbang maupun kapal laut, sesuai dengan daerah tempat jatuhnya pesawat di darat atau di laut. 

Untuk pesawat terbang, pada tragedi jatuhnya pesawat Air Asia QZ8501 di Selat Karimata pemerintah Rusia memberikan bantuan pencarian black box dengan menggunakan pesawat BE-200 yang memiliki sensor infrared untuk menemukan semua alat yang diperlukan untuk pencarian di dalam laut seperti black boxUntuk pencarian mealui udara dikerahkan 10 helikopter dari tim TNI Angkatan Udara, Angkatan Laut, Angkatan Darat, Basarnas, Polri serta 4 pesawat fix wing milik TNI AU. Tim bantuan luar negeri berupa 2 helikopter Singapura, 2 helikopter Amerika, 1 fix wing Korea, dan 1 fix wing Rusia. .

Sedangkan untuk pencarian di laut, terdapat lima kapal yang memiliki teknologi yang dapat mencari dan mendeteksi keberadaan black box di dasar laut, yaitu Kapal Baruna Jaya, kapal RSS Swift dan RSS Supreme milik Singapura, kapal Crest Onix milik Rusia, dan kapal operasi tim KNKT yaitu KM Jayabaya.

Kapal riset Badan Penelitian dan Pengkajian Teknologi (BPPT), Baruna Jaya memiliki beragam teknologi canggih guna mencapai hasil maksimal dalam menemukan keberadaan black box di dasar laut. Teknologi yang digunakan adalah sonar multibeam echosounder untuk memetakan permukaan di dasar laut, Side Scan Sonar yang mirip dengan Multi Beam Echo Sonar, namun memiliki jangkauan dan berfungsi untuk melakukan pemetaan yang lebih tajam, Megato Meter atau alat deteksi logam, Remote Operated Vehicle (ROV) berupa kendaraan bawah laut yang dikendalikan dari jarak jauh untuk menampilkan gambar video secara langsung dari dasar laut guna pencarian sebuah objek di dasar laut akan lebih cepat dilakukan, dan yang terakhir adalah pinger locator yang berfungsi membantu tim pencari mendeteksi keberadaan black box.